Tidak banyak yang tahu bahwa sejak tahun 2015, tanggal 12 Oktober merupakan hari yang diperingati sebagai hari Museum Nasional. Sebanyak 250 orang pengelola museum di Indonesia mengadakan pertemuan MMI (Musyawarah Museum se-Indonesia) di Malang pada tanggal 25 – 28 Mei 2015. Dalam pertemuan tersebut salah satu hasil kesepakatan para pengelola museum itu adalah menetapkan tanggal 12 Oktober sebagai hari Museum Nasional dimana pada tanggal tersebut tahun 1962 di Jogjakarta telah diberlangsungkan pertemuan pertama MMI yang membahas 10 resolusi penting bagi permuseuman.
10 Resolusi Penting dalam Musyawarah Museum Indonesia yang pertama
Dalam rangka hari Museum Nasional ini, SMK Bani Saleh akan mengajak Anda untuk mengenal lebih dekat satu-satunya museum yang ada di Bekasi yaitu Gedung Juang yang terletak di Jl. Sultan Hasanudin No.39, Setiadarma, Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi. Gedung Juang ini sekarang dikenal sebagai Museum Digital Bekasi yang menampilkan sejarah-sejarah perjuangan meraih kemerdekaan menggunakan teknologi digital.
Sejarah Gedung Juang
Gedung Juang merupakan salah satu situs sejarah yang berada di bawah naungan pemerintahan Kabupaten Bekasi. Gedung ini awalnya dibangun secara dua tahap milik seorang Kapitan China Khouw Tjeng Kie, yang merupakan seorang tuan tanah yang memiliki kebun tebu luas yang disebut juga sebagai keluarga Khouw van Tamboen. Gedung Juang ini seringkali disebut juga sebagai Gedung Juang 45 yang sebelum kemerdekaan disebut Landhuis Tamboen dan penduduk setempat dahulu menyebutnya sebagai Gedung Tinggi.
Pada masa penjajahan Jepang tahun 1942 gedung ini sempat direbut dan dijadikan sebagai markas militer Jepang sampai dengan tahun 1945. Kemudian, setelah Jepang meninggalkan Indonesia gedung ini dijadikan sebagai kantor pemerintahan Kabupaten Jatinegara dan sekaligus sebagai pusat komando dalam perlawanan terhadap Belanda yang kembali menyerang Indonesia.
Pada tahun 1947, Belanda yang melanggar perjanjian Linggarjati berhasil menguasai Gedung Juang ini namun berhasil direbut kembali oleh pejuang Indonesia pada tahun 1950. Sejak saat itu, Gedung Juang ini digunakan sebagai gedung pemerintahan dan juga sebagai kantor Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat, bahkan lembaga wakil rakyat pun pernah berkantor di gedung ini hingga tahun 1982. Pada tahun tersebut, Bupati Bekasi yang juga merupakan seorang budayawan, Abdul Fatah, membentuk Akademi Pembangunan Desa (APD) di wilayah Tambun yang kampusnya saat itu adalah di Gedung Juang. APD ini akhirnya memiliki kampus sendiri di Jalan Cut Meutia Kota Bekasi yang sekarang dinamakan sebagai Universitas 45 Bekasi.
Pada tahun 1999, gedung ini pernah menjadi kantor Sekretariat Pemilu, Dinas Kebersihan & Pertamanan, serta pernah juga menjadi markas Pemadam Kebakaran Kabupaten Bekasi hingga akhirnya gedung ini dilakukan penataan kembali dan menjadi Museum Digital Bekasi yang diresmikan pada bulan Maret tahun 2021 oleh Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja. Bagi yang ingin mengenang sejarah Bekasi dari sebelum masa perjuangan hingga masa kemerdekaan, yuk kunjungi Museum ini sebagai satu-satunya museum yang ada di Bekasi.
Sumber referensi:
http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/cagarbudaya/detail/PO2016061000024/gedung-juang-45-bekasi
https://id.wikipedia.org/wiki/Gedung_Juang_Tambun