Ilmuwan China kembali menemukan perilaku virus corona dalam menghindari respons sistem kekebalan tubuh. Melansir South China Morning Post (SCMP), Kamis (28/5/2020), novel coronavirus atau SARS-CoV-2 menggunakan strategi yang sama untuk menghindari serangan dari imun tubuh manusia yang sama dengan virus HIV. Menurut studi baru yang dilakukan ilmuwan China, kedua virus ini menghilangkan molekul penanda pada permukaan sel yang terinfeksi. Molekul yang terinfeksi ini biasanya akan digunakan sistem kekebalan tubuh untuk mengidentifikasi penyerang, kata peneliti dalam makalah non-peer review di situs pracetak bioRxiv.org.

Para peneliti memperingatkan, kesamaan ini dapat berarti virus corona SARS-CoV-2, kemungkinan akan terus ada seperti HIV. Ahli virologi Zhang Hui dan timnya dari Universitas Sun Yat-sen di Guangzhou juga mengatakan penemuan ini menambah bobot pengamatan klinis. Lihat Foto Ilustrasi imunitas turun akibat gangguan psikosomatik terhadap infeksi virus corona penyebab Covid-19.() Baca juga: Lawan Virus Corona Wuhan, Pemerintah Beijing Gunakan Obat HIV Dia mengatakan bahwa virus corona baru menunjukkan beberapa karakteristik virus yang menyebabkan infeksi kronis. Lantas bagaimana virus corona baru ini memblokade serangan sel imun? Penelitian ini melibatkan pengumpulan sel T pembunuh dari lima pasien yang baru pulih dari Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh virus ini. Sel-sel antibodi atau kekebalan tubuh dihasilkan oleh orang-orang setelah mereka terinfeksi SARS-CoV-2. Tugas sel ini adalah untuk menemukan dan menghancurkan virus dari dalam tubuh.

Akan tetapi, sel T pembunuh yang digunakan dalam penelitian ini tidak efektif menghilangkan virus dalam sel yang terinfeksi. Saat ilmuwan mengamatinya lebih dekat, mereka menemukan molekul yang dikenal sebagai histocompatibility complex utama atau MHC, menghilang. Padahal, molekul ini adalah tanda identifikasi yang biasanya ada dalam membran sel sehat, atau dalam sel yang sakit yang infeksi virus corona lain yang menyebabkan sindrom pernapasan akut, SARS. Molekul ini berubah karena infeksi, kemudian memberi sinyal untuk mengingatkan sistem kekebalan tubuh, apakah sel itu sehat atau telah terinfeksi oleh virus. Strategi SARS-CoV-2 menghilangkan tanda infeksi Virus HIV menggunakan strategi yang sama, yakni menghilangkan molekul MHC di dalam sel yang terinfeksi virus. “Sebaliknya, SARS tidak menggunakan fungsi ini,” kata Zhang. Virus corona menghilangkan tanda-tanda ini dengan menghasilkan protein yang dikenal dengan ORF8, yang mengikat terikat dengan molekul MHC. Selanjutnya, protein ini akan menariknya ke dalam sel yang terinfeksi dan menghancurkannya. Protein ORF8 diyakini memainkan peran penting dalam replikasi virus, dan sebagian besar alat tes komersial menargetkan gen ini untuk mendeteksi viral load dalam tes usap (swab), baik dari hidung maupun oral dari mulut.Sementara itu, obat yang digunakan selama ini untuk mengobati pasien Covid-19 menargetkan pada enzim atau protein struktural yang diperlukan dalam replikasi virus. Zhang dan timnya menyarankan agar senyawa yang dikembangkan secara khusus menargetkan pada penurunan MHC oleh ORF8, dan karenanya dapat meningkatkan pertahanan atau pengawasan sistem kekebalan terhadap infeksi SARS-CoV-2. Kemiripan HIV dan virus corona serang sel imun Sementara itu, pada studi sebelumnya telah menemukan protein spike dari virus corona baru ini memiliki struktur yang memungkinkannya masuk ke banyak jenis sel manusia dan kemudian mengikatnya.

Struktur yang sama juga ditemukan pada HIV, tetapi tidak pada virus corona lain yang ditemukan pada hewan seperti kelelawar dan trenggiling. Sedangkan studi lain yang dilakukan peneliti di New York dan Shanghai juga menemukan SARS-CoV-2 dapat membunuh sel T. Penemuan itu terjadi setelah otopsi di China menemukan adanya kerusakan pada sistem kekebalan tubuh yang mirip yang disebabkan oleh AIDS. Empat dekade setelah HIV ditemukan sebagai virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, WHO mencatat AIDS telah membunuh sekitar 32 juta orang di seluruh dunia. Baca juga: HIV hingga Herpes, Apa Saja Penyakit Akibat Seks Anal? Hingga kini, AIDS juga belum memiliki vaksin atau obat yang dapat sepenuhnya menyembuhkan penyakit ini. Peneliti utama Pusat Klinik Kesehatan Masyarakat Shanghai di Universitas Fudan, Zhang Shuye mengatakan temuan penelitian Guangzhou tidak sepenuhnya mengejutkan. Sebab, kata dia, virus yang tidak terkait dapat mengambil karakter yang sama karena mereka berada di bawah tekanan selektif yang sama. Shuye menambahkan penyerangan terhadap molekul MHC juga terjadi pada virus lain, seperti pada beberapa jenis virus herpes. Baca juga: Temuan Baru, Antibodi SARS Dapat Melawan Virus Corona Covid-19 Dia mencatat virus corona baru yang telah menginfeksi 6 juta orang di seluruh dunia ini, tidak membajak sel T dan mengubahnya menjadi alat untuk bereproduksi, seperti yang dilakukan virus HIV. “Virus (corona) baru ini bermutasi pada kecepatan yang jauh lebih lambat dan tingkat kematian yang jauh lebih rendah daripada AIDS,” kata dia. Kendati demikian, Zhang Shuye menegaskan sistem kekebalan tubuh manusia memiliki berbagai cara untuk melawan infeksi virus, termasuk virus corona SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Ilmuwan Temukan Kemiripan Virus Corona dan HIV Menyerang Sel Imun”, https://www.kompas.com/sains/read/2020/05/28/163200523/ilmuwan-temukan-kemiripan-virus-corona-dan-hiv-menyerang-sel-imun?page=3.
Penulis dan Editor : Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Ilmuwan Temukan Kemiripan Virus Corona dan HIV Menyerang Sel Imun

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *