Revolusi Industri 4.0 adalah pola mengubah cara hidup, bekerja, berhubungan satu sama lain pada berbagai bidang. untuk menghadapi era tersebut, maka diperlukan peningkatan kualitas sumber daya manusia khususnya tenaga kesehatan. Indonesia memiliki keragaman hayati yang bisa di manfaatkan sebagai bahan baku dari biofarmasi. namun demikian, industri perlu terus melakukan riset untuk pengembangan inovasinya.
Revolusi industri 4.0 telah merubah berbagai pola perilaku masyarakat dalam memanfaatkan teknologi untuk mendapatkan beragam kemudahan. penggunaan plat form digital saat ini pun telah merambah pada pemenuhan dalam layanan kesehatan. perkembangan teknologi dan internet telah mempengaruhi interaksi pasien dengan petugas kesehatan.
Sektor kesehatan merupakan sektor yang mendapat pengaruh kuat dalam perkembangan era revolusi industri 4.0 karena pemanfaatan teknologi untuk memantau status kesehatan seseorang atau status kepatuhan pasien mengkonsumsi obat yang diresepkan sangat membantu tenaga kesehatan dan farmasi untuk mencapai tujuan terapi pasien. oleh karena itu para petugas kesehatan termasuk para apoteker harus memahami betul karakteristik masyarakat yang akan di layani. jangan sampai semua gagap dalam memberikan layanan kefarmasian yang berbasis digital.
Kementrian perindustrian mendorong industri farmasi nasional untuk menciptakan produk biofarmasi dengan memanfaatkan sumber bahan baku alam, mengingat potensi besar yang ada di dalam negeri. upaya ini seiring dengan langkah strategis dalam menerapkan revolusi industri 4.0 di Indonesia sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku impor berbasis kimia. apalagi kementrian perindustrian mencatat, industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional tumbuh sebesar 6,85 persen pada tahun 2017.
Biodiversitas Indonesia terbesar di dunia, ada kunyit, temu lawak, kayu manis, tapi kita mulai cari yang memiliki nilai tambah yang lebih tinggi. kemuadian ada lagi bioactive fraction atau fraksi – fraksi yang mempunyai kemampuan biologi pada indikasi kesehatan tertentu. kementrian perindustrian terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan daya saing industri dengan melaksanakan berbagai program dan kebijakan strategis yang memperkuat struktur sektor nya. dengan memasuki era industri 4.0 saat ini, transformasi ke arah teknologi digital di nilai akan menciptakan nilai tambah tinggi di dalam negeri.
Pemanfaatan teknologi dan kecerdasan digital mulai dari proses produksi dan distribusi ke tingkat konsumen, tentu akan memberikan peluang baru guna dapat meningkatkan daya saing industri dengan adanya perubahan selera konsumen dan perubahan gaya hidup kementrian perindustrian juga tengah memfokuskan pengembangan pendidikan vokasi industri yang berbasis kompetensi.
Pengunaan bioteknologi dalam industri obat – obatan dan farmasi adalah perkembangan yang paling berpengaruh di dunia teknologi di abad ke 21. dalam upaya untuk memahami biologi, memberantas penyakit dan menjaga kesehatan dan kekuatan, biteknologi telah mencapai tingkat yang sangat tinggi dalam usaha menemukan rahasia kehidupan serta memanipulasi kehidupan.
Perkembangan industri farmasi yang menggunakan teknologi nano saat ini sudah tumbuh demikian pesat. nano teknologi merupakan teknologi yang memungkinkan sebuah benda di pecah dalam skala nano meter atau satu per semiliar meter dan merupakan salah satu teknlogi yang di sebut – sebut mampu mendorong pertumbuhan industri dan ekonomi di segala bidang. di dunia farmasi, nano teknologi berperan dalam meningkatkan kualitas produksi dan keamanan.
Para siswa mampu bersaing secara global, karena memasuki era revolusi industri 4.0. digitalisasi sudah sangat merebak, sehingga di butuhkan kompetensi yang link dan match dengan dunia indsutri. perkembangan industri farmasi saat ini menjadi salah satu faktor utama untuk mendorong para siswa agar mampu melebarkan sayap dan menjadi sumber daya manusia yang kompetitif di era revolusi industri 4.0 saat ini.. selain pendidikan, diharapkan siswa juga mengembangkan diri dengan berbagai keterampilan. setiap orang memiliki passion yang seharusnya dapat dikelola dengan tepat. untuk saling berkolaborasi dan memperbanyaknya serta inovasi yang dapat saling membangun agar perindustrian farmasi jauh lebih baik lagi dan hindari dari saling berkompetisi.