Dalam suatu sistem pasti memiliki konsep pengaturan yang tersusun agar dalam suatu sistem tersebut mudah dalam mencapai tujuannya. Kemudian suatu sistem itu pasti terdapat bagian-bagian dari sistem itu. Yang mana bagian tersebut akan masuk pada pengaturan dari system tersebut. Sehingga diperoleh suatu pengaturan system tersebut untuk mencapai target yang telah direncanakan.
Telah diketahui bahwa dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling terdapat berbagai macam pengaturan. Sehingga dalam kegiatan BK pada sebuah suatu sekolah dapat terstruktur dan jelas pelaksanaannya. Hal tersebut dapat dilihat dengan jelas ketika kegiatan Bimbingan dan Konseling dievaluasi, sehingga dapat dipelajari pada bagian manakah yang perlu diperbaiki. Dan kemudian dapat dibuatkan perencanaan yang lebih matang lagi agar dalam pelaksaan bimbingan konseling lebih baik lagi.
Nah, karena itulah peran manajemen bimbingan konseling sangat diperlukan. Apalagi dalam suatu Lembaga seperti sekolah. Lalu, apa itu managemen bimbingan konseling. Nah, selanjutnya akan diterangkan mengenai hal tersebut.
Untuk itu perlu mengetahui apa itu arti dari managemen itu sendiri. Secara Bahasa arti kata managemen adalah mengatur dan mengelola. Sedangkan arti kata bimbingan adalah petunjuk. Dan arti konselor adalah bantuan konselor pada kliennya. Dalam konteks sekoah konselor berarti bantuan guru BK terhadap peserta didiknya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa mangemen bimbingan konseling adalah upaya mengelola bimbingan konseling dengan koordinasi sumber daya manusia dalam sekolah tersebut, baik dari guru BK sekolah tersebut, kepala sekolah, staf administrasi, jajaran guru dan juga para wali kelas.
Sebenarnya apa sih tujuan dari manajemen bimbingan konseling itu? Tujuan dari manajemen bimbingan konseling itu adalah mengembangkan potensi diri peserta didik tersebut. Ketika peserta didik belum dapat mengenali potensi diri pribadinya, guru BK diharapkan mampu menggali potensi yang dimiliki peserta didik tersebut dan kemudian membantu untuk mengembangkannya. Kemudian diantara tujuan yang lain adalah menjadikan bimbingan konseling tersebut menjadi produktif, efektif dan efisien. Maksudnya adalah bimbingan konseling dalam suatu sekolah itu benar-benar terlaksana secara maksimal. Dan dalam pelaksanaannya bimbingan konseling itu dapat berjalan secara maksimal. Terlebih dalam bimbingan konseling tersebut dapat tercapai tujuan dari bimbingan konseling tersebut dan juga tercapainya tujuan dari Lembaga sekolah tersebut.
Nah, ternyata manajemen bimbingan konseling tersebut mempunyai beberapa prinsip didalamnya. Mari kita simak prinsip-prinsip bimbingan konseling berikut ini :
Perencanaan (Planning).
Guru BK harus membuat perencanaan apa saja yang akan menjadi target dalam bimbingan konselingnya. Mulai dari tujuan, kemudian target yang ingin dicapai, juga perencanaan dalam pelaksanaannya.
Pengorganisasian (Organizing).
Dalam pelasanaannya perlu diadakan pengorganisasian agar pelaksanaannya mudah. Selain itu dengan adanya pengorganisasian tugas dari guru BK menjadi terbantu dan tujuan serta target dalam perencanaan tercapai lebih mudah.
Penyusunan Personalia (Staffing).
Dalam pelaksanaan bimbingan konseling adanya petugas-petugas yang bertindak dalam mensukseskan bimbingan konseling yang ada di sekolah tersebut. Mulai dari kepala sekolah, yang mana diantara tugasnya adalah mengontrol jalannya semua program-program yang ada di sekolah tersebut. Kemudian kepala konselor, yang mana khusus focus dalam bimbingan konseling tersebut dan sekaligus mengatur bawahan dari bagian bimbingan konseling tersebut. Yang selanjutnya dalah konselor atau guru BK itu sendiri, yang mana merupakan bawahan dari kepala konselor tersebut. Jadi, guru BK dapat mengonsultasikan masalah-masalahnya ketika melakukan bimbingan konseling terhadap peserta didik agar mendapatkan pembetulan apakah bimbingan yang dilakukannya benar atau perlu diperbaiki lagi. Kemudian staf administrasi, yang mana dapat mengawasi apa saja yang dilakukan peserta didik tersebut. Kemudian wali kelas dan guru mata pelajaran, yang mana dapat mengontrol sikap dan psikologi darai peserta didiknya, memahami karakteristiknya dan juga kebiasaanya.
Pengarahan dan kepemimpinan (Leading).
Dalam prinsip ini guru BK memberikan pengarahan terhadap peserta didiknya dan juga memimpin atau membimbing peserta didiknya memecahkan masalah yang terjadi pada peserta didiknya tersebut.
Pengawasan (Controlling).
Selain keempat prinsip di atas, guru BK juga berperan sebagai pengawas masalah-masalah yang perlu diselesaikan dalam sekolah tersebut.
Dalam bimbingan konseling tersebut terdapat pola manajemen BK. Pola manajemen BK adalah kerangka hubungan terstruktur antara berbagai macam bidang atau berbagai kedudukan dalam pelayanan BK.
Pola managemen BK ini terbagi dua. Pola yang pertama adalah pola professional, adalah petugas konseling atau guru BK dalam suatu sekolah tersebut berasal dari alumni BK dan khusus menangani bimbingan konseling dalam sekolah tersebut. Sedangkan pola managemen BK yang kedua adalah pola non-professional, adalah guru BK dalam suatu sekolah tersebut bukan dari alumni BK, dan bukan merupaka petugas khusus menangani bimbingan konseling. Melainkan guru BK ini merangkap peran sebagai guru pengajar atau peran lain di sekolah tersebut.